Mustabsyiratul Ailah: Posisi Perempuan

Avatar
Mustabsyiratul Ailah

Oleh: Mustabsyiratul Ailah (Ketua Bidang Immawati PC IMM Gowa)

PEDULIRAKYAT.CO.ID — Nyatanya semakin rumit saja. Mulai dari dinamika kebangsaan hingga dinamika perasaan. Perempuan, selalu menemui kerumitan dalam menentukan posisinya. Selalu salah apapun sikapnya dalam menanggapi keduanya. Tampil terdepan dianggap tereksploitasi, tak berucap apa-apa distigma stagnansi. Merespon dengan santun dianggap memberi harapan, tak berucap apa-apa dianggap tak sopan. Lantas harus bagaimana?

Its not easy sebagaimana ungkapan yang hanya berlandaskan “semau pikir”. Jika kita sama sepakati bahwa perempuan adalah gerbang, pondasi dan rahim peradaban tentu kita perlu kolektivitas untuk mendesain peradaban ideal yang kita harapkan bersama. Termasuk tidak menciptakan ambiguisitas terkait posisi perempuan.

Segala bentuk perlakuan yang melahirkan respon moral, intelektual dan emosional boleh jadi tidak terwarisi secara fisik, namun pasti akan terwariskan secara genetik. Bukan hanya genetika biologis bahkan lebih dari itu terwariskan melalui genetika ideologis.

Jika yang terlahir adalah genetika ideologi yang ambigu, lantas apa jadinya peradaban di masa depan. Di dalamnya akan terpenuhi oleh generasi yang penuh kebimbangan, tidak percaya diri dan miskin referensi. Tentu itu adalah seburuk-buruk harapan.

Yaa benar, itu hanyalah kekhawatiran. Tapi bukankah segala bentuk perbaikan itu berangkat dari kekhawatiran? Termasuk khawatir terhadap ambiguisitas posisi yang kerap kali dilepas di ke atmosfir. Tolonglah, mari kita mengusahakan secara kolektif yang berbalut profesionalisme. Itu saja.

Samata, 29 Muharram 1441 | 29 September 2019

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *