Kampus Kembali Mengalami Turbulensi

Avatar
Munawir. S. Sos, M. AP

Oleh: Munawir. S. Sos, M. AP (Ketua DPW Perkumpulan Gerakan Kebangsaan Sulawesi Selatan)

PEDULIRAKYAT.CO.ID — bunker Narkoba jenis sabu di salah satu Perguruan Tinggi Ternama di Makassar menambah deretan panjang catatan hitam dalam Dunia Pendidikan, Pelajar dan Kemahasiswaan, di Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Kasus ini sontak! menjadi pembicaraan serius dikalangan Akedemisi, serta seluruh stakeholder yang cukup manaruh perhatian terhadap kejahatan Narkotika yang telah melanda Negeri ini, dalam kurun waktu cukup lama.

Berbagai strategi penanganan telah diupayakan oleh segenap Institusi Negara namun kenyataannya kejahatan Narkotika seakan tak surut peredarannya dari muka bumi Indonesia, sehingga terkesan bahwa Negara dengan seluruh perangkat kekuatannya dibuat terseok- seok, tertatih- tatih dalam rangka memberangus dan memerangi kejahatan Narkotika. Berdasarkan laporan Badan Narkotika Nasional sebagaimana hasil liputan kompas Kamis (9/6/2022). mengungkap 49 jaringan narkotika Internasional dan Nasional telah menyasar seluruh kalangan masyarakat perkotaan maupun pedesaan di Indonesia. Prevalensi pengguna narkoba menunjukkan peningkatan mencapai 4,8 juta orang.

Pemberitaan penemuan bunker Narkoba jenis sabu di Kota Makassar mula- mulanya berawal, dari statement Direktorat Reserse Narkoba Kepolisian Daerah Sulawesi Selatan sebagaimana yang dimuat dalam pemberitaan online CNN regional Makassar bertanggal 8 Juni 2023, Direktur Narkoba Polda Sulawesi selatan, Kombes Dodi Rahman mengungkap bahwa telah ditemukan bunker penyimpanan narkoba di salah satu kampus di Makassar, dan bunkernya semacam brankas penyimpanan sabu.

Didapati pula buku catatan transaksi bahwa sabu yang telah beredar sebanyak tiga kilogram, dan ternyata hal tersebut sudah lama beredar tetapi dalam pemberitaan tersebut, pihak kepolisian masih dalam proses pendalaman, sehingga publik belum mendapat info apakah 3 tiga kilogram yang telah diedarkan hanya dalam ruang lingkup kampus tempat dimana penemuan Bunker Nakobar jenis sabu itu, ataukah peredarannya lintas Perguruan tinggi yang ada di Kota Makassar, atau seperti apa? Sehingga publik perlu bersabar menunggu pengembangan kasus tersebut lebih lanjut kedepannya.

Penemuan bungker tersebut seolah Kampus telah tercitrakan menjadi Markas peredaran Narkoba di Makassar yang menjadi Ibu Kota Provinsi Sulawesi selatan. Makassar sebagai salah satu Ibu Kota Provinsi terpadat jumlah penduduknya di Indonesia tentu menjadi pasar yang sangat menggiurkan bagi para bandit, pebisnis haram Narkoba baik skala Internasional maupun domestik . Rasa- rasanya baru pertama kali tersiar kabar bahwa Kampus atau Perguruan Tinggi di Indonesia menjadi penyimpanan atau brangkas Narkoba dan itu terjadi di Kota yang dijuluki Kota Angin Mamiri atau juga di kenal dengan sebutan kota Daeng.

Secara otomatis sebagai publik Sulawesi- selatan pasti mengalami gundah gulana yang mendalam terhadap pemberitaan – pemberitaan beberapa waktu yang lalu tentang penemuan bunker Narkoba jenis sabu di salah satu Perguruan Tinggi di Makassar dan sampai saat ini pemberitaan tersebut, masih dan sendang Headline artinya berita tersebut akan bermetamorfosis dalam bentuk serial dan berepisode, mulai dari pemberitaan penemuan bunker Narkoba, Penangkapan dan seterusnya, dan pemberitaan ini akan menjadi trending topik diberbagai media massa baik itu elektronik, cetak dan online di tingkat Nasional maupun lokal.

Akibat dari Kejahatan Narkotika yang ditimbulkan terhadap bangsa dan generasi muda Indonesia berdasarkan data Badan Narkotika Nasional (BNN) mencatat sekitar 4,2 juta warga Indonesia menggunakan narkoba pada pertengahan 2014 dengan sekitar 50 orang meninggal setiap hari karena narkoba, dan kerugian ekonomi maupun sosial mencapai Rp 63 triliun per tahun, catatan data ini diPublis dimasa periode Komjen Pol. Anang Iskandar sebagai Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) selanjutnya data ditahun 2022 penguna Narkoba mengalami peningkatan mencapai 4,8 juta orang sebagaimana hasil liputan kompas Kamis (9/6/2022).

Selain korban nyawa dan materi efek lain yang ditimbulkan dari mengkonsumsi narkoba, kinerja otak melemah membuat daya belajar menurun karena otak sulit berkonsentrasi karena dalam kandungan narkoba terdapat zat yang bisa memicu gangguan di otak. Baik dalam sistem saraf maupun fungsi otak. Hal ini dapat mengakibatkan otak mendapatkan pesan abnormal melalui jaringan, sehingga terdapat beberapa gangguan kesehatan mental yang kerap dialami oleh pengguna narkoba, mulai dari paranoia, depresi, gangguan kecemasan, gangguan panik, serta juga halusinasi dan dapat berakhir pada Kualitas hidup yang memburuk dan disamping itu terjadi peningkatan angka kriminal yang ditimbulkan dari kalangan para pecandu Narkoba.

Turbulensi yang dialami disalah satu Perguruan Tinggi di Makassar akibat penemuan bungker Narkoba, sudah sepatutnya menjadi pembelajaran berharga kepada seluruh civitas academica di seantero Negeri terlebih khususnya Perguruan Tinggi yang ada di Kota Daeng
Agar kasus serupa tidak terjadi di kemudian hari, kasus ini juga mestinya menjadi tamparan buat institusi Negara yang telah mendeklarasi perang terhadap kehajatan Narkotika di Tanah Air.

Dengan temuan bungker Narkoba di sebuah Perguruan Tinggi mengirim sinyal ke Publik bahwa Kejahatan Narkotika sudah begitu sangat dan sangat masif menghancurkan generasi Bangsa yang sedang mengenyam Pendidikan di lingkup Sekolah maupun Kampus, sehingga Indonesia dimasa depan tidak lagi memiliki generasi yang berkualitas tinggi sebagaimana yang dikatakan eks Direktur Diseminasi Badan Narkotika Nasional Drs, Gun Gun Siswadi M. S i. berkata bahwa jika Kejahatan Korupsi Korbannya adalah ekonomi dan uang negara yang hilang akibat dicuri sementara terorisme adalah nyawa orang yang tak berdosa sedangkan Kejahatan Narkotika adalah Lost Generation atau generasi yang hilang.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *