Rangkaian Pembukaan DAMNAS, PC IMM Maktim Hadirkan Bawaslu, KPU, KNPI dan Kapolrestabes Makassar

Avatar

​PEDULIRAKYAT.CO.ID, MAKASSAR — Usai pembukaan Darul Arqam Madiya Nasional (DAMNAS) ke II Pimpinan Cabang (PC) Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Makassar Timur (Maktim), berlangsung di Aula Gedung Pertemuan Ilmiah Unhas Makassar, Senin 20 Januari 2020.

​PC IMM Maktim menghadirkan Komisioner Bawaslu Gowa (Yusnaeni), Komisioner KPU Kota Makassar (Endang Sari), Kapolrestabes Makassar (Yudhiawan Wibisono) dan KNPI Sulsel (Dedy). Dalam rangka dialog publik dengan tema “Kontribusi Pemuda dalam mengolah Perbedaan, mencerdaskan kehidupan bangsa menuju pilkada 2020″.

​Komisioner Bawaslu Gowa Yusnaeni mengatakan bahwa untuk menyukseskan pemilu banyak cara yang akan dilakukan. Selain pemuda ikut memilih tidak golput, pemuda juga berperan penting untuk ikut andil sebagai penyelenggara pemilu. Karena keinginan untuk menyukseskan pemilu bukan hanya di luar jadi penonton.

​”Saya harapkan agar pemuda khususnya yang bergabung di organisasi agar bisa partisipasi sebagai penyelenggara pemilu. Karena Bawaslu telah menyediakan ruang untuk partisipasi, jadi untuk masyarakat yang ingin partisi harus punya kelompok,” kata Yusnaeni saat menyampaikan materinya.

​”Jika kalian ingin menjadi pengawas partisipatif, yaitu kelompok masyarakat yang mendaftarkan kelompoknya di Bawaslu. Dan adik-adik yang bergerak di organisasi bisa menjadi pemantau pemilu dengan kerja sama Bawaslu. Jadi silahkan mendatangi kantor Bawaslu jika ingin kerja sama sebagai pemantau pemilu,” tambahnya.

Sementara itu komisioner ​KPU Kota Makassar Endang Sari, mengungkapkan bahwa ukuran suksesnya pemilu bagaimana bisa dilihat banyaknya masyarakat partisipasi. Berintegritasnya pemilu bisa dilihat sejauh mana masyarakat tidak lagi menggunakan hak suaranya dihargai dengan uang.

“Karena ingat masyarakat yang paling rentan dibeli suaranya saat pemilu, masyarakat yang paling bawa, atau masyarakat di kampung. Sehingga kami harapkan bahwa sangat penting peran pemuda untuk memberikan pemahaman terhadap masyarakat bahwa pemberi uang dan diberi saat pemilu dengan memilih calon tertentu maka sama-sama kena pasal,” ungkap Endang

Endang​ melanjutkan, bahwa nalar kritis di kampus itu masih ada dan di kampus adalah tempatnya para kaum intelektual.

​”Sehingga saya senang berdiskusi dengan teman-teman mahasiswa. Saya sekarang menjalankan amanah sekarang sebagai komisioner, dan siap dikritik oleh adik-adik mahasiswa. Karena jabatan ini adalah amanah UU dan jika adik-adik anggap saya salah, saya siap dikritik,” ​​jelasnya.(BL)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *