Refleksi Setengah Abad IMM: Affection For Mankind adalah Langkah Nyata Ikatan

Avatar
Rahmat Ariandi

​Oleh: Rahmat Ariandi (Sekbid RPK PC IMM Kota Makassar)

PEDULIRAKYAT.CO.ID — “Pada dasarnya, semua orang punya potensi menjadi intelektual, sesuai dengan kecerdasan yang dimilikinya, dan dalam cara menggunakannya. Tetapi tidak semua orang adalah intelektual dalam fungsi sosial” (Gramsci).

​Tak terasa, Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Telah memasuki usia setengah abad yakni 56 tahun. Sesuai dengan embrio gerakan IMM periodisasi awal yang menjadi cita-cita utopia Djasman Al-kindi dkk, IMM mempunyai tanggung jawab besar dalam merealisasikan DNA dakwah muhammadiyah sebagai organisasi “soial movement” di berbagai konteks gerakan baik dalam ranah kemahasiswaan, keagamaan, dan kemasyarakatan.

​Dengan segala Keunikannya, IMM telah menjadi organisasi dewasa dan bahkan tergolong tua. Dinamika organisasi dalam setiap tahunnya adalah sebuah keniscayaan. Tentu, dengan prinsip dakwah yang teguh dan integritas yang telah terpatri dalam konteks empiris kader IMM, menjadikan organisasi ini tetap konsisten mengarungi jalan dakwah di tengah gejala sosial – politik bangsa yang semakin kolot.

​Di banyak tempat dan waktu, IMM di usia yang ke 56 Tahun terkadang terjebak pada rutinitas dan urusan internal, baik internal IMM maupun Muhammadiyah itu sendiri. Minimal rutinitas rapat, perkaderan, dan seremonial (seperti perayaan milad). Repetisi-repetisi ini menjauhkan para kader IMM dari dunia yang harusnya digeluti. Mematikan daya kreatifitas dan kepeloporan di satu sisi dan Melalaikan mereka dari pengamalan trikompetisi dan trilogi IMM atau lahannya berkiprah. Intelektualitas, humanitas, dan religiusitas yang seharusnya dijunjung oleh setiap kader dan menjadi DNA nya, justru kadang berjalan pincang dan mengalami ketimpangan. Ketiga hal ini seharusnya menjadi pembeda kader IMM yang tidak hanya bergerak di ranah kemahasiswaan, namun juga dalam wilayah keagamaan dan kemasyarakatan.

​Dalam dimensi intelektual, Ahmad najib burhani pernah mengkritik IMM dalam tulisannya Kritik Nalar Muhammadiyah: Pertanyaan dan Tantangan untuk Angkatan Muda Muhammadiyah bahwasanya piranti intelektual apa yang bisa di adopsi oleh IMM untuk mereformasi dirinya sehingga menjadi motor pembaharuan?. Lebih memprihatinkan lagi ditengah perkembangan teknologi dan informasi saat ini, munculnya berbagai organisasi dan beberapa komunitas yang secara pijakan konsepsional tidak terlalu matang dibanding IMM, cenderung di gandrungi oleh kalangan muda ketimbang IMM itu sendiri. Ini dikarenakan komunitas dan organisasi tersebut mempunyai kemampuan untuk mengolah dan mengelola lembaga secara kreatif, inovatif dan edukatif.

​Padahal, IMM di proyeksikan untuk melahirkan generasi intelektual yang mampu berkompetisi dengan kualifikasi intelegensia dan moralitas di era global saat ini. Bahkan, tokoh-tokoh muhammadiyah seperti Amien rais pernah mengatakan “ kualitas muhammadiyah di tentukan kualitas kader saat ini”. Demikian halnya dengan Kuntowijoyo dalam buku Islam sebagai Ilmu: Epistemologi, Metodologi dan Etika mengemukakan bahwa secara umum hanya ada dua jenis tipologi gerakan mahasiswa, yaitu: antara yang berorientasi keilmuan dan politis.

​Selain dimensi intelektual yang mengalami ketimpangan, konteks spiritual dan humanitas kader IMM perlu menjadi bahan perhatian khusus dikarenakan pemetaan potensi kader saat ini tidak proporsional. Hal ini cukup lumrah kita temui di setiap aktivitas kegiatan yang dimana gerakan IMM hanya di sibukkan dengan ritual kaderisasi dan aktivitas ceremonial sehingga menyampingkan substansi IMM sebagai organisasi gerakan & organisasi kader. Ini di karenakan, kemampuan kader yang cenderung kaku menerjemahkan konsepsi gerakan IMM itu sendiri. Sehingga, jangan heran ketika gerakan IMM hanya berkompromi pada tataran ideologis dan tanda dan belum memasuki tataran realitas. Akibatnya, IMM terjebak dalam “gerakan verbalisme”. Narasi- narasi kepemimpinan IMM saat ini hanya menjadi slogan dan narasi utopia semu belaka.

​Padahal, ketika melihat fenomena dan gejala-gejala sosial saat ini, “human crisis dan degradasi ekologi”adalah isu sentral global saat ini. Maraknya faham fundamentalisme dimana-mana membuat gerakan-gerakan ekstrimisme marak kita temui dan inilah yang dimaksud oleh haedar nasir ketika melihat patologi sosial ialah “the clash of fundamentalism”. Selain itu, pendangkalan intelektual dimana-mana, kerusakan lingkungan akibat eksploitasi berlebihan , dan dehumanisasi yang terjadi mulai dari lingkup nasional bahkan global semestinya direspon dengan bijak oleh IMM .

​Menurut Rahmat Ariandi sekretaris bidang RPK PC IMM kota makassar, untuk menjawab permasalahan-permasalahan sosial yang semakin kompleks hari ini, maka perlu affection for mankind untuk membumikan filantropi ikatan. Filantropi sendiri mempunyai makna perilaku suka rela untuk kepentingan publik. Ini tak terlepas dalam embrio gerakan dakwah muhammadiyah sebagai organisasi kosmopolitan yang orientasi dakwahnya mampu menembus sekte teritorial etnis dan agama bahkan negara. Maraknya phobia islam di berbagai negara, dan diskrimanasi kemanusiaan dianggap perlu membumikan filantropi ikatan sebagai konsep dan langkah nyata IMM dalam merespon problem sosial dan kemanusiaan saat ini. Filantropi ikatan bukanlah narasi baru, karena telah banyak tokoh-tokoh bangsa yang mendeklarasikan dan mencoba mempelopori gerakan ini.
​Kemudian, untuk mengembalikan identitas ideal IMM sesuai konsepsi awal didirikannya, IMM dianggap perlu membumikan kembali “intelektual & spiritual movement” sebagai basis gerakan IMM di setiap kampus-kampus yang ada.

​Sehingga, tradisi intelektual mampu di lestarikan sesuai falsafah tujuan didirikannya IMM yakni mengusahakan terbentuknya “akademisi islam” yang berakhlak mulia dalam rangka mencapai tujuan muhammadiyah. Maka dari itu, Revitalisasi gerakan intelektual dan membumikan nilai-nilai spiritual adalah sebuah keniscayaan yang harus dimiliki kader IMM sebagai pondasi dan pijakan dalam membumikan gerakan-gerakan humanitas.​

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *