PEDULIRAKYAT.CO.ID — Ditengah-tengah maraknya wabah pandemi virus corona/covid-19 akhir-akhir ini. Ditambah cuaca masih semusim sering terjadi hujan. Serta telah ditetapkan kebijakan sosial distancing hingga isolasi wilayah. Banyak masyarakat kurang memperhatikan dan bahkan tidak mewaspadai adanya timbul gejala penyakit baru. Yang mana gejala penyakit baru ini hampir mirip dengan gejala covid-19. Yakni pasien mengalami demam, pusing, menggigil dengan suhu tidak normal, daya tahan tubuh menurun dan organ terjadi banyak gagal fungsi.
Adapun dari gejala penyakit baru ini adalah gejala penyakit malaria. Hal ini seperti apa yang disampaikan oleh Dr Siti Nadia Tarmizi, M.Epid pada Jumat (24/04/2020) di Jakarta.
Gejala penyakit malaria timbul disebabkan gigitan nyamuk yang terdapat parasit yang masuk didalam tubuh menjadi virus, dan menetap ke organ hati. Dengan suhu panasnya menyerang sel darah merah.
Sementara dalam penanganannya diketahui melalui diagnosa gejala malaria, dengan dilakukan test diagnostik cepat malaria (RDT). Sedangkan pengobatannya dengan obat anti malaria (OAM).
“Ingat, klorokuin digunakan untuk covid-19 bukan obat malaria lagi. Sehingga untuk pasien sakit malaria dengan OAM,” tuturnya.
Oleh karena itu diperlukan pemenuhan OAM serta penanganannya ditindaklanjuti 2-3 bukan kedepan dengan fasilitas Dinas kesehatan (Dinkes). Dan hal ini, setiap Dinkes baik provinsi, kabupaten/kota wajib memantau dan mengantisipasi perkembangan gejala malaria dimasyarakat, disaat pandemi virus corona/covid-19 masih mewabah. (Tri/Lind media/email)
